1). Analisis 5 kekuatan persaingan menurut Michael Porter
(Produk Garmen)
CV. Sinta Lestari adalah salah satu
perusahaan garmen di Indonesia yang berlokasi di Jalan Kalianyar IV No. 3
Kecamatan Tambora Jakarta Barat 11320. Perusahaan ini memproduksi berbagai
macam jenis t’shirt, wangki, kemeja dengan merek SVNS, F10, dan Tru-S dengan produk
unggulan t’shirt bermerek SVNS.
Model
lima kekuatan persaingan porter
Gambar 4.1 Lima Kekuatan Porter CV Sinta Lestari
Menurut lima kekuatan persaingan
porter, sifat dan derajat persaingan yang dihadapi oleh CV. Sinta Lestari
bergantung pada lima faktor yaitu :
1.
Persaingan Antarperusahaan Sejenis
Persaingan antarperusahaan sejenis
biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang
dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka memberikan
keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Pesaing
CV. Sinta Lestari antara lain ialah industri jasa rumah tangga (CMT), Fernando Garment,
Bukindo Jaya Garment, CV. Lestari Busana Indah, PD. Dwi Tungal Garment, PD.
Prima Busana, PT. Central Aneka Busana dll. Beberapa pesaing merupakan pemain
yang sudah lama terjun dalam bisnis industri garmen dan sudah terbukti
kemampuannya, sehingga CV. Sinta Lestari harus terus meningkatkan kinerjanya
agar dapat terus bertahan.
2.
Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru
Tugas penyusun strategi adalah untuk mengindentifikasi
perusahaan yang berpotensi masuk ke pasar, untuk memonitor strategi pesaing
baru, untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada saat ini. Beberapa
pesaing baru yang masuk dalam industri ini seperti banyaknya industi rumah
tangga yang bermunculan karena suburnya keuntungan pangsa pasar ini.
3.
Potensi Pengembangan Produk Substitusi
Produk pakaian jadi hampir tidak
mempunyai barang pengganti, meskipun berbeda bahan dan jenis tapi tetap saja
berada dalam industri yang sama.
4.
Bargaining Power of supplier (Kekuatan tawar-menawar Penjual/Pemasok)
Sehubungan dengan visi dan misi
perusahaan untuk menjadi yang terbaik dalam kualitas maka bahan yang kami
gunakan juga bahan yang berkualitas tinggi. CV.Sinta Lestari menggunakan
bahan-bahan dari PT Pulau Intan dalam menyuplai bahan selain itu pemasok
lainnya ialah PT Asitex, Toko Super Benang, Toko PB.
5.
Bargaining Power of consumer ( Kekuatan tawar-menawar Pembeli/Konsumen)
Ketika konsumen terkonsentrasi atau
besar jumlahnya, atau membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar menawar mereka
menjadi kekuatan utama yang memengaruhi intensitas persaingan dalam suatu
industri. Konsumen CV. Sinta Lestari ialah secara individu, toko-toko maupun
perusahaan. Dalam proses tawarmenawar harga semakin besar jumlah pembelian maka
harga yang diberikan akan lebih murah dari jumlah pembelian yang lebih kecil.
2). Strategi Generik
Definisi strategi generik menurut M.
Porter adalah suatu pendekatan strategi perusahaan dalam rangka mengungguli
pesaing dalam industri sejenis.
Menurut
Michael Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi
memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan
fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum (strategi generik). Keunggulan
biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat
rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah
strategi dengan tujuan membuat produk yang menyediakan jasa yang dianggap unik
di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang tidak terlalu peduli
dengan perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang
memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen.
a. Strategi Biaya Rendah (cost leadership)
Strategi Biaya
Rendah (cost leadership)
menekankan pada upaya memproduksi produk standar (sama dalam segala aspek)
dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang maupun jasa)
biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh
pergeseran harga (price sensitive)
atau menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan. Dari sisi perilaku
pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang
termasuk dalam kategori perilaku low-involvement,ketika
konsumen tidak (terlalu) peduli terhadap perbedaan merek, (relatif) tidak
membutuhkan pembedaan produk, atau jika terdapat sejumlah besar konsumen
memiliki kekuatan tawar-menawar yang signifikan.
Strategi ini
membuat perusahaan mampu bertahan terhadap persaingan harga bahkan menjadi
pemimpin pasar (market
leader) dalam menentukan harga dan memastikan tingkat keuntungan
pasar yang tinggi (di atas rata-rata) dan stabil melalui cara-cara yang agresif
dalam efisiensi dan kefektifan biaya.
Untuk dapat
menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus mampu memenuhi
persyaratan di dua bidang, yaitu: sumber daya (resources) dan organisasi. Strategi ini hanya
mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di bidang sumber daya perusahaan, yaitu: kuat akan modal, trampil pada rekayasa proses (process engineering),
pengawasan yang ketat, mudah diproduksi, serta biaya distribusi dan promosi
rendah. Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan harus memiliki: kemampuan
mengendalikan biaya dengan ketat, informasi pengendalian yang baik, insentif
berdasarkan target (alokasi insentif berbasis hasil). (Umar, 1999).)
Contoh perusahaan yang menerapkan:
·
Toyota, dilihat dari implementasi
JIT (Just in Time) sehingga proses produksi bisa dipotong, efisiensi dapat
tercapai.
·
Beberapa
contoh perusahaan yang terkenal kare strategi keunggulan biaya adalah Wal-Mart,
BIC, Mc Donald’s, Black and Decker, Lincoln Electric, dan Briggs and Sratton.
·
Kemasan
Isi ulang kecap bangau
b. Strategi Pembedaan Produk (differentiation)
Strategi Pembedaan
Produk (differentiation),
mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar
yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini
memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya dari
konsumen potensialnya.
Berbagai kemudahan pemeliharaan, features tambahan,
fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan
merupakan sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan
kepada para konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam
pengambilan keputusannya (price
insensitive). Contoh penggunaan strategi ini secara
tepat adalah pada produk barang yang bersifat tahan lama (durable) dan sulit ditiru oleh
pesaing.
Pada umumnya
strategi biaya rendah dan pembedaan produk diterapkan perusahaan dalam rangka
mencapai keunggulan bersaing (competitive
advantage) terhadap para pesaingnya pada semua pasar. (Lihat David, 1998; Fournier dan Deighton,
1997; Pass dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan 1985). Secara
umum, terdapat dua bidang syarat yang harus dipenuhi untuk memutuskan
memanfaatkan strategi ini ; bidang sumber daya (resources) dan bidang organisasi. Dari
sisi sumber daya perusahaan, maka untuk
menerapkan strategi ini dibutuhkan kekuatan-kekuatan yang tinggi dalam hal:
pemasaran produk, kreativitas dan bakat, perekayasaan produk (product engineering), riset
pasar, reputasi perusahaan, distribusi, dan ketrampilan kerja. Sedangkan dari
sisi bidang organisasi,
perusahaan harus kuat dan mampu untuk melakukan: koordinasi antar fungsi
manajemen yang terkait, merekrut tenaga yang berkemampuan tinggi, dan mengukur
insentif yang subyektif di samping yang obyektif. (Umar, 1999)
Contoh Perusahaan menggunakan Strategi Differensial:
·
Starbuck dengan kopinya yang
berbeda dengan coffe shop lain, sehingga pengunjung betah berlama-lama
dan rela mengeluarkan harga yang cukup mahal dari yang lain.
·
PT. Indofood terutama produk mie instannya memiliki keunikan
rasa dan promosi iklan yang mengusung tema nusantara.
·
Contoh
jasa pengiriman cepat ( overnight delvery ) dari
federal express.
c. Strategi Fokus (focus)
Strategi fokus
digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu segmen pasar yang
lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen
yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli
relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Dalam pelaksanaannya – terutama pada
perusahaan skala menengah dan besar –, strategi fokus diintegrasikan dengan
salah satu dari dua strategi generik lainnya: strategi biaya rendah atau
strategi pembedaan karakteristik produk. Strategi ini biasa digunakan oleh
pemasok “niche market” (segmen khusus/khas dalam suatu pasar tertentu;
disebut pula sebagai ceruk pasar) untuk memenuhi kebutuhan suatu produk —
barang dan jasa — khusus.
Syarat bagi
penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup (market size),
terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh
pesaing dalam rangka mencapai keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk
bergerak pada ceruk tersebut).
Strategi ini akan
menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu yang
tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak
dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu (niche
market), wilayah geografis tertentu, atau produk — barang atau jasa —
tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara baik, excellent
delivery. (Lihat David, 1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass dan
Lowes, 1997; Porter, 1980 dan 1985).
Contoh Perusahaan:
·
Apple, yang berfokus kepada
produknya selama bertahun tahun tanpa terpengaruh pasar.
·
BMW
jerman yang secara eksklusif memfokuskan pada pembuatan mobil-mobil mewah kelas
atas. Strategi BMW tersebut bertentangan dengan paradigma umum industri mobil,
yaitu memproduksi mobil untuk pasar masal.
·
Motor
Gede Harley Davidson.
3). Contoh
Diversifikasi
PT. UNILEVER dengan
produk yang di diversifikasikan adalah SABUN, berawal dari SABUN BATANGAN
menjadi SABUN CAIR juga dengan berbagai macam wewangian yang dapat dipilih oleh
konsumen sesuai dengan kesukaan akan wewangian tersebut.
Pelembab muka misalnya PONDS dengan berbagai jenis variasinya sesuai jenis kulitnya ada yang untuk kulit kering dan untuk kulit berminyak.
Pasta Gigi dengan berbagai keinginan seperi untuk memutihkan gigi atau menguatkan gigi dan berbagai rasa khususnya untuk anak-anak .
Pelembab Kulit misalnya Citra dengan berbagai jenis variasi dan wangi, dengan berbagai efek juga bagi kulit konsumen, seperti BENGKOANG, MUTIARA dari Cina, TEH hijau dan lain.
Dan produk terakhir yang akan saya sebutkan adalah SHAMPOO, dengan berbagai variasi pula, ada yang anti ketombe, atau pun yang cool, ada juga yang untuk perawatan rambt rusak juga hadir dengan banyak wangi shampoo tersebut.
Pelembab muka misalnya PONDS dengan berbagai jenis variasinya sesuai jenis kulitnya ada yang untuk kulit kering dan untuk kulit berminyak.
Pasta Gigi dengan berbagai keinginan seperi untuk memutihkan gigi atau menguatkan gigi dan berbagai rasa khususnya untuk anak-anak .
Pelembab Kulit misalnya Citra dengan berbagai jenis variasi dan wangi, dengan berbagai efek juga bagi kulit konsumen, seperti BENGKOANG, MUTIARA dari Cina, TEH hijau dan lain.
Dan produk terakhir yang akan saya sebutkan adalah SHAMPOO, dengan berbagai variasi pula, ada yang anti ketombe, atau pun yang cool, ada juga yang untuk perawatan rambt rusak juga hadir dengan banyak wangi shampoo tersebut.