ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh gaya belajar dan motivasi berprestasi terhadap Prestasi
Belajar Praktik Instalasi Listrik siswa kelas XI Program Keahlian Teknik
Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK Negeri 2 Yogyakarta. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi
product moment dengan taraf signifikansi 5% dan analisis regresi ganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara
gaya belajar dengan prestasi belajar
praktik instalasi listrik; (2) Terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara
motivasi berprestasi dengan prestasi
belajar praktik instalasi listrik; (3) Terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan antara variabel
gaya belajar dan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar praktik instalasi
listrik; (4) Nilai kontribusi variabel gaya belajar dengan prestasi belajar praktik instalasi listrik sebesar
10,2%; variabel motivasi berprestasi dengan prestasi belajar
praktik instalasi listrik berkontribusi sebesar 9,60%; variabel gaya
belajar dan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar praktik instalasi
listrik berkontribusi sebesar 16,6%.
Kata kunci: gaya belajar, motivasi berprestasi,
prestasi belajar praktik instalasi listrik
1.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia pendidikan kejuruan
direpresentasikan dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan sekolah
yang berorientasi pada dunia kerja dan salah satu tujuannya memberikan bekal
siap kerja kepada siswa sebagai tenaga kerja yang terampil tingkat menengah
sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh dunia kerja. SMK menjadi penghasil
pekerja teknik tingkat menengah yang sangat dibutuhkan oleh dunia industri
harus dapat meningkatkan kualitas lulusannya agar dapat dipercaya dan digunakan
oleh industri. Pengetahuan dan ketrampilan yang relevan dengan dunia industri,
harus ditanamkan pada para siswa di SMK sebagai bekal masuk ke dunia industri.
Dengan demikian siswa harus mempunyai potensi dan prestasi diri yang tinggi.
Prestasi tinggi merupakan hasil yang dapat diraih dengan pengalaman, ketekunan
belajar dan motivasi tinggi.
Siswa memiliki banyak motivasi
dasar yang berperan penting dalam dunia kerja yaitu motivasi berprestasi,
motivasi berkuasa dan motivasi berafiliasi. Dari ketiga motivasi dasar
tersebut, motivasi berprestasi memiliki peranan yang sangat besar dalam dunia
kerja karena dengan usaha yang terus menerus untuk meraih prestasi. Untuk
meraih sukses, motivasi berprestasi sangat diperlukan.
Selain motivasi berprestasi,
prestasi belajar siswa SMK tidak terlepas juga dari gaya belajar siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran mata diklat produktif. Setiap siswa mempunyai
kecenderungan pada satu gaya belajar tertentu. Namun demikian, ada siswa yang
cenderung seimbang antara gaya belajar satu dengan yang lainnya, atau memadukan
berbagai gaya belajar dalam proses belajarnya. Siswa mempunyai gaya belajar
yang berbeda. Siswa yang mengenali gaya belajarnya sendiri akan membantu memahami
materi yang diberikan guru sehingga mudah memproses materi. Jika mudah dalam
memproses materi dan mudah mengingat maka mudah dalam mengerjakan ujian
sehingga prestasi belajar meningkat. Faktor yang paling berpengaruh pada
perkembangan SMK yaitu pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses pengembangan
pengetahuan, keterampilan atau sikap baru pada saat individu berinteraksi
dengan lingkungannya.
Proses pembelajaran yang baik
akan mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Dalam hal ini Pencapaian
hasil belajar praktik instalasi listrik merupakan wujud nyata dari penguasaan
pengetahuan dan keterampilan praktik instalasi listrik, sehingga dapat
diterapkan pada bidang pekerjaan yang digeluti nantinya. Dari hasil wawancara
dengan guru mata pelajaran praktik instalasi listrik di SMK Negeri 2
Yogyakarta diperoleh data bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran praktik
instalasi listrik belum sesuai dengan yang diharapkan.
Mengingat terdapat pengaruh kuat
dan begitu pentingnya gaya belajar siswa dan motivasi berprestasi siswa
terhadap prestasi belajar yang dapat dicapai siswa, maka perlu diteliti tentang
pengaruh gaya belajar dan motivasi siswa terhadap prestasi belajar pada
pembelajaran praktik instalasi listrik di SMK Negeri 2 Yogyakarta.
1.2
Kajian Teori
1.2.1 Gaya Belajar
Gaya belajar atau learning style
adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang siswa dalam menangkap
stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan soal (S.
Nasution, 2008:94). Gaya belajar juga dapat diartikan sebagai cara yang
cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan
memproses informasi tersebut.
De Porter dan Hernacki
(2009:112-124) dalam buku Quantum Learning mengemukakan secara umum gaya
belajar terbagi menjadi 3, yang biasa dikenal dengan VAK (Visual/penglihatan,
Auditori/Pendengaran, dan Kinestetik/Gerakan).
Kemampuan yang dimiliki otak
dalam menyerap, mengelola dan menyampaikan informasi, cara belajar individu
dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori. Ketiga kategori tersebut adalah cara
belajar visual, auditorial dan kinestetik yang ditandai dengan ciri-ciri
perilaku tertentu. Pengkategorian ini tidak berarti bahwa individu hanya yang
memiliki salah satu karakteristik cara belajar yang lain. Pengkategorian ini
hanya merupakan pedoman bahwa individu hanya memiliki salah satu karakteristik
yang paling menonjol sehingga jika ia mendapatkan rangsangan yamg sesuai dalam
belajar maka akan memudahkan untuk menyerap pelajaran.
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih siswa dalam
menangkap stimulus atau informasi, mengingat, berpikir, dan memecahkan soal dari
lingkungan dan memproses informasi tersebut.
1.2.2 Motivasi Berprestasi
Berprestasi adalah idaman
setiap individu, baik itu prestasi dalam bidang pekerjaan, pendidikan, sosial,
seni, politik, budaya dan lain-lain. Dengan adanya prestasi yang pernah diraih
oleh seseorang akan menumbuhkan suatu semangat baru untuk menjalani aktivitas.
Pengertian prestasi menurut Murray (dalam J. Winardi, 2004):
...Melaksanakan tugas atau
pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi atau mengorganisasi objek-objek
fiskal, manusia atau ide-ide untuk melaksanakan hal-hal tersebut secepat
mungkin dan seindependen mungkin sesuai kondisi yang berlaku. Mencapai performa
puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain.
Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil.
Pengertian motivasi berprestasi
menurut McClelland (dalam Alex Sobur, 2003:285) adalah suatu daya dalam mental
manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih
efektif dan lebih efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya. Ini
disebabkan oleh virus mental. Dari pendapat tersebut Alex Sobur mengartikan
bahwa psikis manusia, ada daya yang mampu mendorongnya ke arah suatu kegiatan
yang hebat sehingga dengan daya tersebut, ia dapat mencapai kemajuan yang
teramat cepat. Daya dorong tersebut dinamakan virus mental, karena apabila
terjangkit dalam jiwa manusia, daya tersebut akan berkembang biak dengan cepat.
Dengan kata lain, daya tersebut akan meluas dan menimbulkan dampak dalam
kehidupan.
Motivasi berprestasi menurut
Tapiardi (1996:105) adalah suatu cara berpikir tertentu apabila terjadi pada
diri seseorang cenderung membuat orang itu bertingkah laku secara giat untuk
meraih suatu hasil atau prestasi. Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa
dengan adanya motivasi berprestasi dalam diri individu akan menumbuhkan jiwa
kompetensi yang sehat, akan menumbuhkan individu-individu yang bertanggung
jawab dan dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan membentuk individu
menjadi pribadi yang kreatif.
Dari uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa pengertian motivasi berprestasi adalah suatu daya dalam
mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, lebih cepat,
lebih efektif dan lebih efisien untuk meraih suatu hasil yang atau prestasi
dikehendaki.
McClelland (1953:82) menyatakan
bahwa orang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Mempunyai tanggung jawab pribadi
2.
Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan
3.
Berusaha bekerja kreatif
4.
Berusaha mencapai cita-cita
5.
Memiliki tugas yang moderat
6.
Melakukan kegiatan sebaik-baiknya
7.
Mengadakan antisipasi
Kata prestasi belajar terdiri
dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Pengertian prestasi menurut Kamus
Bahasa Indonesia (2008) adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah
dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Prestasi adalah hasil yang telah dicapai
seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi
belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu kemampuan intelektual, strategi
kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Prestasi merupakan
kecakapan atau hasil konkret yang dapat dicapai pada saat atau periode
tertentu. Berdasarkan uraian pendapat di atas, yang dimaksud dalam prestasi
dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses
pembelajaran.
Belajar menurut pengertian
secara psikologis, merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2)
M. Ngalim Purwanto (2003: 85)
dalam bukunya Psikologi Pendidikan, mengemukakan bahwa belajar adalah tingkah
laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian, baik fisik amupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian,
pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaa maupun
sikap. Dalam rumusan H. Spears yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardi (1983: 17)
mengemukakan bahwa belajar itu mencakup berbagai macam perbuatan mulai dari
mengamati, membaca, menurun, mencoba sampai mendengarkan untuk mencapai suatu
tujuan. Selanjutnya, definisi belajar yang diungkapakan oleh Cronbach di salam
bukunya Educational Psychology yang dikutip oleh Sumardi Suryabrata
(2002:231) menyatakan bahwa belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami
dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca inderanya.
Winkel (1996:226) mengemukakan
bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang dicapai dalam belajar.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap
siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti
proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen
yang relevan.
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar praktik instalasi listrik adalah hasil
pengukuran dari penilaian usaha belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk
simbol, huruf maupun kalimat yang meliputi faktor kognitif, afektif dan
psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan pada pembelajaran praktik
instalasi listrik.
2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
penelitian ini adalah SMK Negeri 2 Yogyakarta. Waktu penelitian akan dilaksanakan Mei 2011 – Juni 2011.
2.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa SMK Negeri 2 Yogyakarta jurusan Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik
yang duduk di bangku kelas XI yaitu sebanyak 132 siswa. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik propotional random
sampling mengingat penelitian ini bersifat homogen. Sampel dalam penelitian
ini yaitu siswa kelas XI SMK Negeri 2 Yogyakarta jurusan Teknik Pemanfaatan
Tenaga Listrik sebanyak 102 siswa. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini
mengacu dari rumus yang dikembangkan oleh Krejcie dan Morgan (Sugiyono, 2010:
69).
2.3 Teknik Pengambilan Data
Pada penelitian ini
pengumpulan data menggunakan metode
sebagai berikut:
1.
Dokumentasi
Dokumentasi
digunakan untuk mendukung instrumen angket dengan menunjukkan data di lapangan
yang sudah ada. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah dokumentasi hasil
belajar praktik instalasi listrik yang diambil dari rekapitulasi akhir siswa di
sekolah tempat penelitian berlangsung.
2.
Angket atau kuesioner
Instrumen angket atau kuesioner
dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, maka variabel yang diukur
dijabarkan menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Indikator tersebut
digunakan sebagai titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa
pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban
dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapan dengan
memberi tanda pada pilihan jawaban yang terdiri dari, sangat setuju (SS),
setuju (S), kurang setuju (KS) dan tidak setuju (TS).
3.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1
Hasil Penelitian
3.1.1 Gaya Belajar
Hasil deskripsi variabel gaya
belajar (X1) diterangkan
bahwa terdapat 102 responden memiliki gaya belajar dengan rata-rata (mean) sebesar 70,19; simpangan
baku (standard
deviasi) sebesar 6,67; tingkat penyebaran data gaya
belajar (variance)
sebesar 44,58; rentang (range) sebesar 36; skor minimum dalam data gaya
belajar siswa adalah sebesar 57;
dan skor maksimum dari data gaya belajar siswa adalah sebesar 93. Berdasarkan hasil interpretasi
skor variabel, gaya belajar
termasuk dalam kategori kuat/tinggi. Hal ini berarti gaya belajar siswa
berpotensi baik dalam mendukung prestasi siswa.
3.1.2 Motivasi Berprestasi
Hasil deskripsi variabel
motivasi berprestasi (X2)
diterangkan bahwa terdapat 102 responden memiliki motivasi berprestasi dengan
rata-rata (mean)
sebesar 62,78; simpangan baku (standard deviasi)
sebesar 7,44; tingkat penyebaran data motivasi berprestasi
(variance)
sebesar 55,48; rentang (range) sebesar 30; skor minimum dalam data motivasi
berprestasi siswa adalah sebesar 45;
dan skor maksimum dari data motivasi berprestasi siswa adalah sebesar 75. Berdasarkan hasil interpretasi
skor variabel maka motivasi berprestasi termasuk dalam kategori kuat/tinggi. Hal
ini berarti motivasi berprestasi siswa berpotensi baik dalam mendukung prestasi
siswa.
3.1.3 Prestasi Belajar Praktik Instalasi Listrik
Hasil deskripsi Prestasi Belajar Praktik Instalasi Listrik
(Y) diterangkan bahwa terdapat 102 responden memiliki Prestasi Belajar Praktik
Instalasi Listrik dengan rata-rata (mean) sebesar 77,29; simpangan baku (standard deviasi)
sebesar 4,32; tingkat penyebaran data motivasi
berprestasi (variance)
sebesar 18,71; rentang (range) sebesar 21; skor minimum dalam data Prestasi
Belajar Praktik Instalasi Listrik siswa adalah sebesar 70; dan skor maksimum dari data Prestasi
Belajar Praktik Instalasi Listrik siswa adalah sebesar 91. Berdasarkan hasil interpretasi skor
variabel maka maka Prestasi Belajar Praktik Instalasi Listrik termasuk dalam
kategori kuat.
3.2
Pembahasan
3.2.1 Pengaruh Gaya Belajar pada Prestasi Belajar
Praktik Instalasi Listrik di SMK Negeri 2 Yogyakarta.
Variabel gaya belajar memberikan pengaruh yang
signifikan dan positif terhadap Prestasi Belajar Praktik Instalasi
Listrik pada pembelajaran Praktik instalasi listrik siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Pemanfaatan
Tenaga Listrik SMK N 2 Yogyakarta..
Hal ini ditunjukkan dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0,320 lebih besar daripada nilai signifikansi sebesar 0,05 atau 5%.
Meskipun demikian, variabel gaya belajar
berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Praktik Instalasi Listrik hanya sebesar 10,2%, ditunjukkan dengan output hasil uji
regresi bahwa nilai R2
sebesar 0,102. Sedangkan 89,08 %
dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain yang mempengaruhi bisa meliputi
suasana belajar maupun ketersediaan perlengkapan belajar yang memadai.
Hal ini berarti bahwa semakin baik gaya belajar siswa, maka semakin baik pula
prestasi belajar yang dicapai siswa
3.2.2 Pengaruh Motivasi Belajar pada Prestasi
Belajar Praktik Instalasi Listrik di SMK Negeri 2 Yogyakarta.
Variabel motivasi berprestasi memberikan pengaruh
yang signifikan dan positif terhadap Prestasi Belajar Praktik Instalasi
Listrik pada pembelajaran Praktik instalasi listrik siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Pemanfaatan
Tenaga Listrik SMK N 2 Yogyakarta.
Hal ini ditunjukkan dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0,310 lebih besar daripada nilai signifikansi sebesar 0,05 atau 5%.
Meskipun demikian, variabel motivasi berprestasi
berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Praktik Instalasi Listrik hanya sebesar 9,60%, ditunjukkan dengan output hasil uji
regresi bahwa nilai R2
sebesar 0,096. Sedangkan 90,40 %
dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain yang mempengaruhi bisa meliputi
dukungan orang tua maupun dukungan dari guru. Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi motivasi berprestasi siswa, maka semakin baik pula prestasi
belajar yang dicapai siswa.
3.2.3 Pengaruh gaya belajar dan motivasi berprestasi
pada prestasi belajar praktik instalasi listrik di SMK Negeri 2 Yogyakarta.
Variabel gaya belajar dan variabel motivasi
berprestasi memberikan pengaruh yang signifikan serta positif terhadap Prestasi
Belajar Praktik Instalasi Listrik pada pembelajaran Praktik instalasi listrik
siswa kelas XI Program
Keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK N 2 Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan hasil koefisien
korelasi sebesar 0,408 lebih besar daripada nilai
signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. Variabel
gaya belajar dan motivasi berprestasi terhadap Prestasi Belajar Praktik
Instalasi Listrik sebesar 16,6%,
ditunjukkan dengan nilai R2
sebesar 0,166. Sedangkan 83,4%
dipengaruhi oleh faktor lain.
Secara statistik, dapat disimpulkan bahwa gaya
belajar dan motivasi berprestasi berpengaruh terhadap Prestasi Belajar
Praktik Instalasi Listrik pada pembelajaran Praktik instalasi listrik siswa
kelas XI Program Keahlian
Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik SMK N 2 Yogyakarta., baik secara parsial maupun bersama-sama. Untuk
kebijakan lebih lanjut, pihak sekolah sekirannya meningkatkan semua komponen
untuk mendukung proses pembelajaran dan memotivasi siswa guna
meningkatkan prestasi belajar siswa. Begitu juga dengan orang tua siswa.
Hasil ini sesuai dengan teori
Muhibbin Syah (2005:144)
bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh setidaknya tiga faktor yaitu,
a.
faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni
keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa
b.
faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni
kondisi lingkungan di sekitar siswa
c.
faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni
jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi
pelajaran.
4. Kesimpulan
1) Terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara gaya belajar siswa dengan Prestasi
Belajar Praktik Instalasi Listrik siswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,320. Persamaan regresi bersifat
linier dengan persamaan dengan kontribusi sebesar 10,2% dari gaya belajar
siswa. Hal ini berarti bahwa semakin baik gaya belajar siswa, maka semakin baik
pula prestasi belajar yang dicapai siswa.
2) Terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara motivasi berprestasi siswa dengan
Prestasi Belajar Praktik Instalasi Listrik siswa dengan koefisien korelasi
sebesar 0,310. Persamaan regresi bersifat linier dengan persamaan dengan
kontribusi sebesar 9,60% dari motivasi berprestasi siswa. Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi motivasi berprestasi siswa, maka semakin baik pula prestasi
belajar yang dicapai siswa.
3) Terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya belajar dan motivasi
berprestasi siswa dengan Prestasi Belajar Praktik Instalasi Listrik siswa
dengan koefisien korelasi sebesar 0,310. Persamaan regresi bersifat linier
dengan persamaan, dengan kontribusi sebesar 16,6%.
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur. (2003). Psikologi umum.
Bandung: Pustaka Setia.
Anas Sudijono. 2007. Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Barbara Prashnig. 2008. The Power of
Learning Style http://Binakreatif.
blogspot.com/2008/06. Diunduh 27
Oktober 2011
De Porter, Bobbi & Hernacki,
Mike. 2009. Quantum
Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Dewa Ketut Sukardi. 1983. Bimbingan dan
Penyuluhan Belajar di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional.
Gagne .1985. The Cognitive Psychology
of School Learning. Boston: Little
Brown.
Gellerman, S. W. (1963). Motivation and
Productivity. India: The American
Management Association, Inc.
Hoeda Manis. 2010. Learning is Easy: Tip
dan Panduan Praktis agar Belajar jadi Asyik, Efektif, dan Menyenangkan.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
J. Winardi. 2004. Motivasi; Pemotivasian
dalam Manajemen. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Komarudin. 1994. Ensiklopedia
Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
Mc. Clelland, Atkinson, Clark
& Lowell. (1953). The Achievment Motive. NewYork: Halsted Press.
Mc. Clelland, David C. (1961). The
Achieving Society. New York: D. Van Nostrand Company, Inc.
Mc.Clelland, D. C (1985). Human
Motivation. Illinois : Scott,
Foresman & Company.
Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pendidikan
dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
M. Ngalim Purwanto. 2003. Psikologi Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosadakarya.
Richard Bandler, John Grinder dan
Michael Grinder .2008. Neuro
Riduwan. 2009. Belajar Mudah
Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula. Cetakan ke 6.
Bandung: Alfabeta.
Riduwan & Akdon. 2009. Rumus dan Data dalam
Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.
Robert A. Reiser &
Robert Mills Gagne. 1985. Selecting Media for
Instruction. New Jersey: Educational Technology Publications, Inc.,
Englewood Cliffs.
Robert Clarence Beck. 1990. Applying Psychology:
Understanding People. New York: Prentice Hall.
Saifuddin Azwar. 2004. Metode
Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset.
Sardiman, A.M. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan
Faktor-Faktor yang Mempengeruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sri Rumini. 1995. Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta. UPP Universitas Negeri Yogyakarta. Bandung: ALFABETA
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke 9. Bandung: ALFABETA.
Sumardi Suryabrata. 2002. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
S. Nasution, M.A. 2008. Berbagai Pendekatan
dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.Tapiardi, W. 1996. Motivasi Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Tim Penyusun Kamus Pusat
Bahasa. 2008. Kamus
Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
W. S. Winkel. 1983. Psikologi Pendidikan
dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia.
W. S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran.
Jakarta: Grasindo.
0 komentar:
Posting Komentar